Lukisan tangan berseni
Lukisan hati bermadah
Lukisan manusia berjiwa
Lukisan Tuhan bernyawa
Dimana rezekiku pagi ini
Sehingga hatiku gundah gelana
Bagaimana nasibku petang nanti
Masihkah aku hidup disebalik impian
Mengenyangkan akal menyesakkan jasad
Ataupun hidup bersendikan gurindam
Memusuhi musuh menyepak kepala
Kepala kelapa yang songsang
Mati di jalanan usang
Kelapa dan kepala pengemis jalanan
Yang sama rentak bisiknya
Menyerupai lukisan Tuhan yang bernyawa
Pengemis desa kembali bersajak
Demi perut yang setia
Tapi kali ini nada pengemis agak sinis
Semacam mahu meninggalkan desa
Seperti mendapat panggilan baru
Menjadi pengemis kota
Pengemis kota-kota
Persetan dengan desa
Aku kini hidup di kota
Rupanya pengemis menaikkan darjat
Dari keji menjadi hina
Tanpa mengenal kata-kata kota
Yang bakal memberi ganjaran pada hati yang berduka
Ganjaran dosa dunia
Dosa-dosa kata-kata kota-kota
Pengemis mula bersyair munafik
Siapakah dia yang sebenarnya
Pengemis desa atau pengemis kota
Kerana keduanya menjulingkan telinga
Antara keduanya banyak bezanya
Tuan puan tuan puan
Sudikah kalian berbicara dengan aku
Yang kini ada nama baru
Seperti perbualan di desa-desa
Yang bercakap yang berkata
Tentang hukum tentang penentangan
Tuan-tuan jangan mencaci dulu
Berikan aku kesempatan menilai puan-puan
Dan juga perempuan-perempuan metropolitan
Lukisan tangan berseni
Lukisan hati bermadah
Lukisan manusia berjiwa
Lukisan Tuhan bernyawa
Puan-puan seranglah aku
Sekarang aku terjaga
Tuan puan tuan puan hanya tikus kota
Berkata-kata dengan membina
Berperilaku menambah sengsara
Perempuan-perempuan menjadi mangsa
Pengemis-pengemis angkat bendera
Lukisan tangan berseni
Lukisan hati bermadah
Lukisan manusia berjiwa
Lukisan Tuhan bernyawa
Pengemis kini berpuisi hiba
Kali ini pantun sepi
Bertemakan rindu
Dhuha,jemaah,pacat,kelapa dan kepala jadi isinya
Seni,madah,jiwa semakin bernyawa
yang dulu hampir tenggelam
dek penat mengejar nama
kononnya kota menjanjikan syurga
bagi pengemis yang berusaha
Terkota sudah kata-kata
Pengemis kini menangis hiba
Setelah puas tersenyum bangga
Akhirnya balik ke pangkuan desa
Tuesday, November 11, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
3 comments:
pak hitam, its been a 3 months without any new posting.come on..keep going with your faithful poem.maybe it can kick ISA's ass.kah kah kah kah....
pok yating!!nate..demooo
kawe boring benarrr.
dio xsupo kito bong..
hidup dio laing.
(garu peruk)
nate budok budok ni..
tak dok kije laing, berembah je.
luar kawe tuh.
kakakakkaa
bokbong lajok
ade demo ISA malam ni..semua anak muda yang cool dijemput hadir.bertempat di kemasik.depan tv.
Post a Comment